Kamis, 05 Agustus 2021

Kang Dedi Mulyadi Cawagub : Ingin Buruh Tani Di Jabar Diasuransikan

Sampurasun... Kang Dedi Mulyadi Cawagub : Ingin Buruh Tani di Jabar Diasuransikan MANGYONO.com - Kang Dedi Mulyadi cawagub Jabar pasangan No.4 ini, saat berkunjung ke sejumlah buruh tani di Desa Karangmekar, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi. Selasa 6/3/2018 “Mereka buruh bukan petani, buruh nyangkul, ngawuluku (traktor), tandur, ngarambet, dan buruh ngarit/motong,” ujar kang Dedi Mulyadi Menurut Kang Dedi dalam siklus proses menanam hingga panen selama 4 bulan, penghasilan nyata mereka cuma dua bulan ketika peroses menanam. Pasalnya jelas  bila pemasukan buruh dijumlah dari hasil padi dikala di panen tidak maksimal, maka otomatis pendapatan para buruh potong padi pun akan berkurang. Belum lagi, meski buruh ini bergelut di sawah memanen padi tetap kesulitan untuk mendapatkan beras. “Mereka tidak mendapatkan beras, tapi duit sesuai padi yang ditemukan dan mereka berbelanja dengan harga mahal. Makara kalau harga beras mahal, yang menjerit itu bukan hanya masyarakat biasa , yang tiap hari di sawah juga menjerit,” ungkap Kang Dedi yang diamini sejumlah buruh tani yang mengelilinginya.  Kang Dedi Mulyadi Cawagub : Ingin Buruh Tani di Jabar Diasuransikan Kang Dedi juga menggambarkan betapa rendahnya upah buruh tani, seraya membandingkan jumlah padi yang mesti didapat para buruh potong padi untuk sekedar bisa berbelanja semangkuk baso mirip yang mereka makan siang ketika memanen padi di sawah yang dikunjunginya. Menurutnya, upah buruh potong padi dikala panen dipatok rata-rata 1/8 hasil panen, yang pastinya diberikan dalam bentuk uang bukan pembagian padi atau beras hasil panen. “Bayangkan, untuk semangkuk baso makan siang mereka yang harganya sepuluh ribu rupiah saja, mereka harus mampu mendapatkan 14 kg padi, betapa rendahnya upah buruh tani ini, belum lagi jika gagal panen,” ungkap Kang Dedi. Karena itu Ia ingin selain upah buruh di sektor industri pertanian ini ditingkatkan seperti halnya upah buruh di sektor industri lainnya, juga harus dibentuk acara asuransi tenaga kerja dan asuransi perlindungan saat terjadi gagal panen. “Solusinya buruh tani mesti diasuransikan, mirip kecelakaan kerja di pabrik kan diasuransikan, mereka ini jikalau kecelakaan kerja di sawah dipatok ular atau kakinya kena cangkul, siapa yang menjaminnya? bisa-bisa mereka jatuh miskin untuk yang kedua kalinya,” Kata Kang Dedi. Menurut kang Dedi industri pertanian juga mesti diasuransikan, sehingga dikala gagal panen maka pihak asuransi membayarnya sesuai jumlah nilai buatan yang diasuransikannya. Semisal jika target produksinya 5 ton yang dibayar asuransi, maka buruh tani masih tetap bisa mendapatkan bab upahnya dari nilai yang dibayarkan perusahaan asuransi. “Selain itu, pemerintah juga mesti memperlihatkan jaminan kesejahteraan pada para buruh tani ini, dijamin kesehatannya, sediakan dokter tiap desa, dijamin ketika istrinya melahirkan, rumahnya diperbaiki, sekolah anaknya gratis. Baru mereka ini mampu tidur nyenyak, di Purwakarta juga mampu kok dibentuk begitu,” pungkas Kang Dedi 
Sumber https://mangyono.blogspot.com


EmoticonEmoticon