Sabtu, 06 Juni 2020

Pengertian Penilaian Hots Dan Karakteristik Soal-Soal Hots

  Pengertian Penilaian HOTS dan Karakteristik soal Pengertian Penilaian HOTS dan Karakteristik soal-soal HOTS

Apa Pengertian Penilaian HOTS dan bagaimana Karakteristik soal-soal HOTS ? Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kesanggupan berpikir yang tidak sekadar mengenang (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pembuatan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke rancangan yang lain, 2) memproses dan menerapkan berita, 3) mencari kaitan dari aneka macam gosip yang berbeda-beda, 4) menggunakan berita untuk menuntaskan problem, dan 5) menelaah wangsit dan isu secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak memiliki arti soal yang lebih sulit daripada soal recall.

Dilihat dari dimensi wawasan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi konkret, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kesanggupan menghubungkan beberapa desain yang berlainan, menginterpretasikan, memecahkan persoalan (dilema solving), memilih taktik pemecahan dilema, menemukan (discovery) metode gres, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang sempurna.

Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang sudah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kesanggupan: mengetahui (knowing-C1), memahami (understanding-C2), menerapkan (aplying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Soal-soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pada ranah menganalisis (analyzing-C4), memeriksa (evaluating-C5), dan mengkreasi (creating-C6). Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO. Sebagai pola kata kerja “menentukan‟ pada Taksonomi Bloom ada pada ranah C2 dan C3.

Dalam konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja “memilih‟ bisa jadi ada pada ranah C5 (memeriksa) apabila untuk memilih keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis berita yang dihidangkan pada stimulus kemudian penerima didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja “memilih‟ mampu digolongkan C6 (mengkreasi) kalau pertanyaan menuntut kemampuan menyusun seni manajemen pemecahan problem baru. Makara, ranah kata kerja operasional (KKO) sungguh dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diharapkan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.

Jadi Pengertian Penilaian HOTS atau Pengertian Penilaian berorientasi HOTS yakni Penilaian hasil mencar ilmu dibutuhkan dapat membantu peserta bimbing untuk memajukan kesanggupan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills /HOTS), sebab berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta asuh untuk berpikir secara luas dan mendalam wacana materi pelajaran. Penilaian berorientasi HOTS bukanlah sebuah bentuk evaluasi yang gres bagi guru dalam melaksanakan penilaian. Tetapi evaluasi berorientasi HOTS ini mengoptimalkan keahlian guru dalam melaksanakan penilaian. Guru dalam penilaian ini harus menekankan pada evaluasi perilaku, pengetahuan dan keahlian yang bisa memajukan keahlian penerima ajar dalam proses pembelajaran berorientasi HOTS.

Karakteristik soal-soal HOTS
Bagaimana Karakteristik soal-soal HOTS ? Soal-soal HOTS sangat dianjurkan untuk digunakan pada aneka macam bentuk evaluasi kelas dan Ujian Sekolah. Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan karakteristik soal-soal HOTS.

a. Mengukur kesanggupan berpikir tingkat tinggi
The Australian Council for Educational Research (ACER) menyatakan bahwa kesanggupan berpikir tingkat tinggi ialah proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen (argumentasi), menerapkan konsep pada suasana berbeda, menyusun, menciptakan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kesanggupan untuk mengingat, mengenali, atau mengulang. Dengan demikian, balasan soal-soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan persoalan (masalah solving), kemampuan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kesanggupan mengambil keputusan (decision making).

Kemampuan berpikir tingkat tinggi ialah salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap penerima bimbing. Kreativitas menuntaskan urusan dalam HOTS, terdiri atas:
a. kesanggupan menuntaskan masalah yang tidak familiar;
b. kesanggupan mengevaluasi seni manajemen yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan dari banyak sekali sudut pandang yang berlainan;
c. mendapatkan model-versi solusi gres yang berlawanan dengan cara-cara sebelumnya.

‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai pola, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sungguh tinggi, namun kesanggupan untuk menjawab problem tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi mampu dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh alasannya itu semoga peserta ajar memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memperlihatkan ruang terhadap penerima ajar untuk mendapatkan konsep pengetahuan berbasis kegiatan. Aktivitas dalam pembelajaran mampu mendorong penerima ajar untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.

b. Berbasis urusan kontekstual
Soal-soal HOTS ialah asesmen yang berbasis situasi positif dalam kehidupan sehari-hari, di mana peserta didik diharapkan mampu menerapkan desain-desain pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan persoalan. Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia ketika ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu wawasan dan teknologi dalam banyak sekali faktor kehidupan. Dalam pengertian tersebut tergolong pula bagaimana kemampuan akseptor latih untuk menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply) dan mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan urusan dalam konteks aktual. Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan positif.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), inovasi (discovery), dan penciptaan (creation).
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan akseptor latih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-persoalan nyata.
d. Communicating, asesmen yang menuntut kesanggupan akseptor asuh untuk bisa mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks problem.
e. Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan penerima bimbing untuk mentransformasi rancangan-desain wawasan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks gres.

Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut.
a. Peserta ajar mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar menentukan tanggapan yang tersedia;
b. Tugas-peran ialah tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata;
c. Tugas-peran yang diberikan tidak cuma memiliki satu tanggapan tertentu yang benar, namun memungkinkan banyak balasan benar atau semua balasan benar.

3. Menggunakan bentuk soal beragam
Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS) sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan supaya mampu menawarkan gosip yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kesanggupan penerima tes. Hal ini penting diperhatikan oleh guru semoga evaluasi yang dilaksanakan mampu menjamin prinsip objektif. kemampuan akseptor asuh sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Penilaian yang dijalankan secara objektif, dapat menjamin akuntabilitas evaluasi. Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang mampu dipakai untuk menulis butir soal HOTS diantaranya opsi ganda dan uraian dan jenis lainya

4. Level Kognitif
Puspendik (2015) mengklasifikasikan Level Kognitif menjadi 3 level kognitif. Pengelompokan level kognitif tersebut yaitu: wawasan dan pemahaman (level 1), aplikasi (level 2), dan penalaran (level 3). Berikut dipaparkan secara singkat klarifikasi untuk masing-masing level tersebut.
a. Pengetahuan dan Pemahaman (Level 1)
Level kognitif wawasan dan pemahaman meliputi dimensi proses berpikir mengenali (C1) dan mengetahui (C2). Ciri-ciri soal pada level 1 adalah mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan prosedural. Bisa jadi soal-soal pada level 1 merupakan soal klasifikasi sukar, sebab untuk menjawab soal tersebut penerima ajar mesti mampu mengenang beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi, atau menyebutkan tindakan (prosedur) melakukan sesuatu. Namun soal-soal pada level 1 bukanlah merupakan soal-soal HOTS.

b. Aplikasi (Level 2)
Soal-soal pada level kognitif aplikasi membutuhkan kesanggupan yang lebih tinggi daripada level wawasan dan pengertian. Level kognitif aplikasi meliputi dimensi proses berpikir menerapkan atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal pada level 2 ialah mengukur kemampuan: a) menggunakan wawasan kasatmata, konseptual, dan prosedural tertentu pada desain lain dalam mapel yang serupa atau mapel lainnya; atau b) menerapkan pengetahuan aktual, konseptual, dan prosedural tertentu untuk menuntaskan masalah kontekstual (suasana lain). Bisa jadi soal-soal pada level 2 ialah soal kategori sedang atau sukar, alasannya adalah untuk menjawab soal tersebut akseptor latih mesti dapat mengenang beberapa rumus atau peristiwa, menghafal definisi/rancangan, atau menyebutkan tindakan (mekanisme) melakukan sesuatu. Selanjutnya wawasan tersebut dipakai pada rancangan lain atau untuk menyelesaikan problem kontekstual. Namun soal-soal pada level 2 bukanlah ialah soal-soal HOTS. Contoh KKO yang sering digunakan ialah: menerapkan, memakai, menentukan, menjumlah, menunjukan, dan lain-lain.

c. Penalaran (Level 3)
Level daypikir merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS), sebab untuk menjawab soal-soal pada level 3 penerima bimbing mesti mampu mengingat, mengerti, dan menerapkan pengetahuan aktual, konseptual, dan prosedural serta mempunyai logika dan pikiran sehat yang tinggi untuk memecahkan duduk perkara-problem kontekstual (suasana kasatmata yang tidak berkala ).

Level daypikir mencakup dimensi proses berpikir menganalisis (C4), memeriksa (C5), dan mengkreasi (C6). Pada dimensi proses berpikir menganalisis (C4) menuntut kemampuan akseptor bimbing untuk menspesifikasi faktor-aspek/komponen, menguraikan, mengorganisir, membandingkan, dan memperoleh makna tersirat. Pada dimensi proses berpikir mengevaluasi (C5) menuntut kesanggupan peserta bimbing untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menganggap, menguji, membenarkan atau menyalahkan. Sedangkan pada dimensi proses berpikir mengkreasi (C6) menuntut kesanggupan peserta latih untuk mendesain, membangun, menyiapkan, memproduksi, memperoleh, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah. Soal-soal pada level pikiran sehat tidak senantiasa ialah soal-soal sulit. Ciri-ciri soal pada level 3 yaitu menuntut kemampuan memakai akal sehat dan akal untuk mengambil keputusan (evaluasi), memprediksi & merefleksi, serta kesanggupan menyusun strategi baru untuk memecahkan masalah kontesktual yang tidak berkala . Kemampuan menginterpretasi, mencari relasi antar konsep, dan kemampuan mentransfer konsep satu ke rancangan lain, merupakan kemampuan yang sungguh penting untuk menyelesaiakan soal-soal level 3 (penalaran). Kata kerja operasional (KKO) yang sering dipakai antara lain: menguraikan, mengelola, membandingkan, menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, menyimpulkan, merancang, membangun, menyiapkan, memproduksi, memperoleh, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, dan menggubah.

Demikian klarifikasi singkat perihal Pengertian Penilaian HOTS dan Karakteristik soal-soal HOTS. Semoga ada manfaatnya.




Sumber https://arenamodel.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)