Kamis, 27 Februari 2020

6 Cara Mengatasi Laptop Disk 100% Pada Windows 10

Task Manager ialah salah satu tools bawaan tata cara operasi Windows untuk menertibkan berbagai proses aplikasi atau kinerja sistem yang tengah dilaksanakan. Salah satu fungsi Task Manger diantaranya ialah memonitor penggunaan resource sistem yang digunakan. Dalam aplikasi Task Manager, terdapat beberapa tab seperti Process, Performance, Start-up, dan yang lain. Tab Process misalnya, di sini kalian mampu mengusut banyak aplikasi yang sedang dijalankan berikut penggunaan resource sistemnya. Resource atau sumber daya tata cara di sini adalah CPU, Memory (RAM), Disk, Network, dan seterusnya. Salah satu perkara yang banyak dialami oleh pengguna laptop ialah penggunaan disk yang meraih 100% dengan tanda warna kolom merah. Hal ini mempunyai arti terdapat salah satu atau beberapa aplikasi yang melaksanakan terusan data pada media penyimpanan (hard disk/SSD) secara signifikan. Umumnya juga, kasus ini ditandai dengan lampu indikator penyimpanan laptop yang terus menyala. Yang jadi dilema, ketika terjadi penggunaan disk 100%, kinerja laptop jadi melambat. Aplikasi yang tengah digunakan juga terasa kurang responsif. Tentu, hal tersebut akan sangat mengganggu pekerjaan dan produktivitas. Cara menanggulangi penggunaan disk 100% pada laptop Windows 10 Daftar isi Penyebab penggunaan disk mencapi 100% Matikan service Windows yang tidak diharapkan Tutup aplikasi yang tidak dibutuhkan Nonaktifkan background apps Pastikan kapasitas RAM cukup Install Windows 10 dan acara aplikasi pada SSD Lakukan perawatan pada hard disk/SSD Kali ini, Tekno Jempol akan menjelaskan penyebab dan cara menanggulangi penggunaan disk 100% pada komputer laptop. Langkah-langkah yang dijalankan menyesuaikan dengan OS Windows 10. Meski begitu, kalian masih dapat mencobanya pada OS Windows model sebelumnya atau pada PC desktop. Penyebab penggunaan disk mencapi 100% Ada aplikasi yang mengakses hard disk/SSD secara signifikan Sistem melakukan proses swapping memory Kinerja storage tidak maksimal dan penyebab lainnya Akibat penggunaan storage yang berlebihan, penampilan laptop kemungkinan jadi lemot. Selain itu, penggunaan hard disk atau SSD yang tidak wajar/terlalu sering mampu menimbulkan umurnya tidak akan awet. SSD misalnya, kanal penggunaan yang berlebihan justru akan cepat menghancurkan sel penyimpanan di dalamnya. Sebetulnya, bukan hanya penggunaan disk 100% saja yang mampu mengakibatkan kinerja laptop jadi melambat. Tapi juga penggunaan CPU atau memori RAM yang kadang mencapai 100%. Biasanya, masalah ini ditandai dengan warna kolom oranye pada Task Manager. Baca juga : Cara menangani laptop lemot biar lebih kenceng Matikan service Windows yang tidak dibutuhkan Aplikasi yang sering mengakses storage diantaranya ialah Windows service. Windows service ialah sejumlah aplikasi yang berjalan di belakang layar untuk menawarkan fungsi-fungsi khusus. Tentu, tidak semua fungsi tersebut dipakai khususnya oleh pengguna awam (tergolong kalian, mungkin). Berikut ini cara mematikan service Windows supaya tidak terlalu sering mengakses hard disk/SSD Tekan tombol Win + R (membuka kotak dialog Run) Ketik services.msc Perhatikan bab Status dan Startup Type. Jika bagian Status berisi label Started, maka service tersebut sedang berjalan. Tipe Startup berisikan Automatic, Manual, dan Disabled. Automatic berarti service mulai berlangsung otomatis ketika komputer dinyalakan (Booting ke Windows 10), Manual memiliki arti service gres berjalan dikala ada aplikasi/service lain yang dijalankan lebih dahulu atau pengguna yang melakukan sendiri. Disabled mempunyai arti service tersebut dinonaktifkan dan tidak mampu dilakukan. Berikut ini beberapa service pada Windows 10 yang dapat dinonaktifkan dengan aman Connected User Experiences and Telemetry Diagnostic Policy Service Diagnostic Tracking Service Distributed Link Tracking Client (Jika kalian tidak terkoneksi dengan jaringan komputer) dmwappushsvc Downloaded Maps Manager (Jika kalian tidak memakai aplikasi Maps) IP Helper (jikalau kalian tidak menggunakan IPv6) Print Spooler (Jika kalian tidak terkoneksi dengan Printer) Remote Registry Secondary Logon Security Center Touch Keyboard and Handwriting Panel Service (Jika kalian tidak menggunakan fungsi Touchscreen) TCP/IP NetBIOS Helper (Jika kalian tidak terkoneksi dengan jaringan komputer workgroup) Windows Defender Service (Jika kalian tidak menggunakan antivirus ini) Windows Error Reporting Service Windows Image Acquisition (WIA) (Jika kalian tidak menggunakan scanner atau kamera) Windows Search Tekno Jempol tidak menyarankan untuk menonaktifkan service di atas secara sarat . Namun, cukup dikelola pada posisi manual. Klik kanan salah satu service di atas Pilih Properties Pada label Startup Type, pilih Manual Jika ingin menghentikan service yang sedang berjalan, klik tombol Stop Klik tombol Apply/OK Tutup aplikasi yang tidak dibutuhkan Credit: windowscentral.com Pada beberapa kasus, ada aplikasi yang masih berlangsung meski sudah tidak digunakan. Aplikasi ini akan terus menambah beban CPU, memori RAM, bahkan storage meski sudah tidak digunakan. Inilah salah satu penyebab utama laptop lemot. Lalu bagaimana cara mengetahui dan menutup aplikasi yang telah tidak diharapkan ? Praktis kok! Kamu cek taskbar di bab pojok kanan bawah (notification area) Disamping label jam dan waktu, umumnya terdapat berjajar ikon aplikasi yang sedang berjalan secara background Periksa aplikasi-aplikasi tersebut. Jika memang sudah tidak diharapkan, bisa ditutup dengan cara klik kanan aplikasi tersebut, lalu pilih menu close/exit Baca juga : Mempercepat kinerja Windows 10 pada laptop Biasanya, aplikasi akan menawarkan notifikasi sejak pertama kali diinstall dan dilakukan. Semakin banyak kamu menginstal program aplikasi, notification area mungkin bisa disesaki oleh beberapa aplikasi yang sedang berjalan. Oleh alasannya itu, semestinya kau cuma menginstal program aplikasi yang diharapkan saja. Beberapa aplikasi pada notification area mungkin tidak mampu ditutup dengan cara di atas. Kamu mampu menggunakan aplikasi bawaan Windows yaitu Task Manager. Buka aplikasi Task Manager (klik kanan taskbar, pilih Task Manager) Buka tab Procesess. Di situ terdaftar semua aplikasi yang sedang berlangsung Periksa aplikasi yang menambah beban CPU dan memori RAM atau Disk penyimpanan. Salah satu indikasi laptop lemot diantaranya penggunaan resource processor atau CPU usage meraih 100%. Begitu pula dengan presentase penggunaan memori dan disk . Jika cukup tinggi, maka kamu wajib berhati-hati Untuk menutup aplikasi yang telah tidak diperlukan cukup klik tombol End process/task. Cara ini juga bisa kau terapkan pada aplikasi yang tidak menanggapi atau mengalami "not responding" Tapi kamu tidak bisa menutup aplikasi lewat Task Manager asal-asalan. Pada Windows 8 atau Windows 10, kau cukup menutup aplikasi pada daftar Apps. Aplikasi pada daftar lainnya mirip Background process atau System Process JANGAN ditutup alasannya adalah ialah aplikasi bawaan tata cara. Jika aplikasi tersebut ditutup, sistem laptop mungkin tidak akan stabil atau bahkan tidak berlangsung dengan baik. Nonaktifkan background apps Modern apps pada Windows 10 punya prosedur yang sedikit berlawanan. Saat aplikasi terbaru apps ini simpulan digunakan atau diclose, rupanya aplikasi ini tidak betul-betul berhenti. Jika diperiksa lewat Task Manager, terbaru apps ini ternyata masih berjalan secara background. Yang jadi duduk perkara, aplikasi yang berlangsung secara background meski tidak lagi diharapkan justru menciptakan sistem menjadi lebih berat. Sebab, sistem akan mengkonsumsi lebih banyak sumber daya dan menghabiskan daya baterai. Berikut ini cara untuk mematikan atau menonaktifkan background apps Buka hidangan Start lalu pilih Settings Atau kalian mampu menekan tombol Win + I Pilih Privacy Di segi kiri, di bab Apps Permision, pilih Background Apps Untuk menonaktifkan, pilih aplikasi yang diharapkan lalu ubah switch On jadi Off Tekno Jempol menyarankan kalian untuk tidak menonaktifkan semua background apps. Yang perlu kalian nonaktifkan cuma aplikasi yang sekali pakai atau tidak sering digunakan. Background apps yang sering digunakan sebaiknya tidak dinonaktifkan. Credit: superuser.com Pastikan kapasitas RAM cukup Kapasitas memori RAM yang tidak mencukupi, mampu menyebabkan penggunaan storage jadi berlebihan lho! Alasannya metode operasi akan melaksanakan prosedur swap atau "pemindahan data sementara" dikala kapasitas RAM nyaris habis terpakai. Data tersebut akan dipindah untuk sementara ke sebuah ruang dalam penyimpanan (hard disk/SSD) yang biasa disebut swap file atau virtual memory. Proses swap mampu mengakibatkan kinerja komputer menjadi tidak maksimal sehingga sistem berlangsung lambat. Hal ini disebabkan alasannya adalah terjadi "bottleneck" dikala tata cara harus mengakses storage yang mempunyai kecepatan susukan lebih lambat ketimbang memori RAM. Agar Windows 10 dapat berjalan lebih efektif, kalian harus pastikan kapasitas memori RAM komputer laptop cukup. Idealnya, Windows 10 32-bit berjalan optimal dengan kapasitas RAM setidaknya 2-3 GB. Sedangkan Windows 10 64-bit membutuhkan sekurang-kurangnyaRAM 4 GB. Jika ingin bermain game atau mengerjakan rancangan dan editing, kalian mungkin harus mengevaluasi keperluan spesifikasi aplikasinya apalagi dahulu. Umumnya, game PC atau aplikasi desain/editing modern saat ini membutuhkan sekurang-kurangnyaRAM 4-8 GB. Dengan kapasitas RAM yang lebih besar, kalian punya potensi untuk melakukan lebih banyak aplikasi. Apabila PC desktop atau laptop punya RAM di bawah kapasitas tersebut, mungkin seharusnya kalian mempertimbangkan untuk menambah kapasitas RAM. Baca juga : Begini cara menambah memori RAM pada laptop Install Windows 10 dan program aplikasi pada SSD, jika memungkinkan Mengapa mesti SSD ? Saat bekerja, metode mesti mengakses data dari storage (semisal hard disk atau SSD). Jika media penyimpanan tersebut punya kecepatan akses data yang lambat, mampu dipastikan CPU harus menunggu hingga data sungguh-sungguh diperoleh. Inilah yang menciptakan loading dan pemrosesan data atau aplikasi jadi terasa usang. Sedangkan bila memakai penyimpanan berkecepatan tinggi mirip SSD, data niscaya lebih singkat diakses dan CPU akan segera melaksanakan ekseskusi. Hasilnya, kinerja komputer laptop jauh lebih kencang dan efisien. Keuntungan menggunakan SSD diantaranya Akses data lebih cepat. Loading dan booting Windows 10 menjadi lebih kencang Penggunaan storage jadi lebih efisien sehingga perkara disk usage 100% dapat diminimalkan Mengimbangi kinerja CPU, RAM, atau GPU modern Kinerja PC dekstop atau laptop menjadi lebih optimal Produktifitas makin tinggi Konsumsi daya baterai menjadi lebih hemat Baca juga : Tips menentukan SSD terbaik untuk komputer Lakukan perawatan pada hard disk/SSD Jika dilihat dari cara kerjanya, hard disk menjadi sangat rentan mengalami kerusakan bila kalian menggunakannya dengan asal pilih. Apalagi jika digunakan secara mobile mirip pada hard disk laptop atau hard disk eksternal. Oleh sebab itu, hard disk harus digunakan dengan hati-hati semoga tetap mampu melakukan pekerjaan optimal. Begitu pula dengan SSD. Saat ini, SSD terbaru condong memiliki ketahanan yang relatif lebih usang. Meski begitu, kalian yang menggunakan SSD tetap mesti memperhatikan kegiatan susukan data yang berlebihan pada SSD. Penggunaan SSD mesti sesuai kebutuhan semoga performanya tetap maksimal. Baik hard disk atau SSD, semestinya tetap dilakukan perawatan secara terencana. Tujuannya, semoga kinerja tetap tersadar dan usianya dapat lebih baka. Langkah-langkah untuk merawat hard disk/SSD dapat kalian baca pada artikel dengan judul Cara Merawat Hard Disk Komputer/Laptop Agar Awet dan Gak Gampang Rusak atau Tips Memperpanjang Usia SSD Agar Awet Dan Tetap Optimal . Itulah beberapa cara dan tindakan menangani penggunaan disk 100% pada laptop dengan OS Windows 10. Selamat mencoba dan biar berguna...
Sumber http://teknojempol.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)